Filum Porifera
merupakan hewan multiseluler atau bersel banyak (metacua) paling sederhana. Biasa disebut hewan yang berpori. Porifera dalam bahasa latin porus dan ferre. Porus berarti berpori dan ferre berarti dinding (Kastawi, 2005). Dikenal juga sebagai spons. Karena hewan ini memiliki ciri yaitu
tubuhnya berpori seperti busa atau spons sehingga porifera disebut juga sebagai
hewan spons (busa).
1. Ciri Khusus Filum
Porifera
Kastawi (2005)
mengemukakan Porifera mempunyai ciri-ciri khusus sebagai berikut:
a. Tubuh Porifera memiliki
banyak pori, yang merupakan awal dari sistem kanal (saluan air) yang menghubungkan
lingkungan eksternal dengan lingkungan internal.
b. Tubuh
Porifera tidak dilengkapi dengan apa yang disebut apendiks (appendages) dan bagian tubuh yang dapat
digerakkan.
c. Tubuh
Porifera belum memiliki sistem saluran pencernaan makanan, adapun pencernaannya
berlangsung secara intraselular.
d. Tubuh
Porifera dilengkapi dengan kerangka dalam yang tersusun atas bentuk kristal
dari spikula-spikula atau bahan fiber yang terbuat dari bahan organik.
2. Bentuk
dan Struktur Filum Porifera
Ukuran tubuh
hewan spons sangat bervariasi, kebanyakan spons kalkareus berukuran kira-kira
sebesar butir padi, tetapi sebuah spons yang besar bisa memiliki tinggi dan
diameter beberapa meter. Beberapa jenis hewan ini bersimetri radial, tetapi
kebanyakan tidak teratur atau asimetris, yang menampakkan bentuk seperti
sebongkah batu, tegak, pipih melebar dan menempel (encrusting), atau bercabang-cabang. Arsitekstur tubuh spons
sangatlah unik, berkaitan dengan sistem kanal atau saluran air dan sifatnya
yang sesil dan memiliki bentuk radial yang primitif. Struktur tipe yang
sederhana ini disebut askonoid. Bagian permukaan tubuh spons askon
berlubang-lubang kecil (pori) yang disebut pori masuk atau prosopil. Lubang
kecil ini merupakan tempat masuknya air dari luar. Pori masuk akan bermuara rada
spongocoel (rongga sentral) dan rongga sentral tersebut bermuara pada subuah
lubang besar yang disebut oskulum. Jadi air yang masuk melalui rongga sentral
akan ke luar melalui oskulum.
Dinding tubuh
Porifera relatif sederhana. Bagian permukaan luar tertutupi oleh sel-sel pipih yang
disebut pinakosit, dan secara keseluruhan disebut pinakoderm. Tidak seperti
epitelium pada kebanyakan hewan, rada bagian basal lapisan pinakoderm tidak
dilapisi membran basal. Setiap pori dibentuk oleh porosit, sebuah sel yang
bentuknya seperti tabung pendek yang memanjang dari permukaan luar sampai ke
spongocoel. Lubang dari porosit sebagai lubang masuknya air, disebut ostium. Di
sebelah dalam dekat lapisan pinakoderm terdapat suatu lapisan yang disebut mesohil
(disamakan dengan mesenkim), yang terdiri dari matriks protein gelatinous yang
berisikan bahan kerangka dan sel-sel amoeboid, atau disebut juga lapisan
mesoglea.
Kerangka tubuh
relatif kompleks dan dapat menjadi penyokong bagi sel-sel hidup pada tubuh
hewan spons. Kerangka tubuh dapat tersusun dari spikula kapur, spikula silika
atau serabut protein spongin. Spikula pada Porifera ada dalam berbagai bentuk
dan sangat penting dalam identifikasi dan klasifikasi (Kastawi, 2005).
|
Diagram
Struktur Spon (Barnes, 1987)
|
|
A. Macam-macam
tipe spikula dengan berbagai ukuran (megascleres dan microsclejres); B-E,
sekresi atau pembentukan spikula triakson/triradiate; f, irisan bagian tubuh
spons calcareas tipe leuconoid; G, spikula dari spons Hexatinelida
(Barnes,1987)
Diapatasi
Deena,2013
3. Jenis-jenis
Sistem Saluran Air Filum Porifera
Anggota
Porifera tidak memiliki sistem sirkulasi yang khusus. sirkulasi dari luar ke
dalam tubuh dilakukan oleh aliran air, sedangkan yang di dalam jaringan tubuh
atau antar sel dilakukan oleh sel-sel amoeboid. Dimana flagela dan sel-sel
lehernya giat mengadakan gerak penyapuan untuk untuk menimbulkan aliran air. Di
samping gerak flagel, porosit juga sangat menentukan percepatan atau pelambatan
aliran air dalam rongga berflagel. Seperti telah dijelaskan bahwa fungsi utama
dari aliran air adalah sebagai sarana dalam penyelenggaraan pertukaran zat,
dari lingkungan eksternal ke dalam lingkungan internal dan sebaliknya (Kastawi,
2005). Terdapat tiga jenis sistem saluran air, yaitu askonoid, sikonoid, dan
leukonoid (Gambar 2.3)
Gambar 2.3. Tipe-tipe sistem saluran
air pada hewan spon; A. Tipe askon, B. Tipe sikon, C Tipe Leukon (Rhagon)
(Hegner dan Engemen, 1968)
4.
Sistem Reproduksi Filum
Porifera
Hewan
hewan Porifera dapat berkembangbiak secara seksual maupun secara aseksual.
Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan dengan membentuk kuncup (budding) atau benih (gemmulae). Kuncup itu setelah mengalami
pertumbuhan ada yang masih tetap melekat pada tubuh induk, sehingga membentuk
semacam koloni atau rumpun, tetapi ada yang memisahkan diri dengan tubuh induk.
Perkembangbiakan secara seksual, pada Porifera belum ditunjang oleh alat
reproduksi/kelamin khusus, baik ovum maupun spermatozoidnya berkembang dari
amoebosit khusus yang disebut arkheosit. Arkheosit ini ditemukan di dalam
kawasan mesoglea.
Ada
jenis Porifera yang bersifat monosius (hermaprodit/berumah satu) ada yang
bersifat diosius (kelamin terpisah/berumah dua). Bagi yang bersifat hermaprodit
perkawinannya dilakukan secara perkawinan silang, artinya ovum Porifera yang
satu dikawini oleh spermatozoid Porifera yang lain. Ovum sebelum dan sesudah
dikawini oleh spermatozoid masih tetap tinggal di dalam tubuh induk, yaitu di
dalam kawasan mesoglea atau mesenkhim (Kastawi, 2005).
5.
Habitat Porifera
Hewan
spons umumnya hidup menempel pada substrat dasar pantai yang berupa bebatuan,
cangkang, koral dari karang, potongan-potongan kayu, yang terendam, bahkan
beberapa spesies dapat hidup pada dasar berpasir yang halus, atau dasar yang
berlumpur. Sebagian besar berhabitat di laut dangkal tetapi beberapa kelompok,
termasuk spons kaca, hidup dilaut dalam. Pada umumnya Porifera itu hidup di air
laut, yaitu tersebar atau terbentang dari sejak dari daerah perairan pantai
yang dangkal hingga daerah ke dalaman 3,5 mil (Kastawi, 2005).
3.
Klasifikasi Filum Porifera
Menurut
Kastawi (2005) Porifera dibagi menjadi tiga kelas, yaitu :
1.
Calcarea
2.
Hexactinellida
3.
Demospongiae.
6.
Manfaat Filum Porifera
Beberapa
jenis Porifera dapat dimanfaatkan oleh manusia seperti Spongia dan Hippospongia
dapat digunakan sebagai spons mandi. Zat kimia yang dihasilkan dapat digunakan
untuk pengobatan kanker. Kelas Demospongiae yang hidup di laut dangkal juga
dapat dimanfaatkan, misalnya spons sebagai pembersih kaca. Porifera yang biasa
hidup di laut pada umumnya dimanfaatkan juga sebagai bahan obat-obatan dalam
farmasi yang memberikan pengaruh yang luas untuk kesehatan. Secara tidak
langsung, bisa dimanfaatkan untuk anti-inflammatory, antitumor, dan antibiotik.
Sponge yang sudah mati dan mengeras bisa juga jadi batu gosok (ampelas) untuk
kayu. Tumbuhan spons merupakan salah satu organisme laut yang bisa diolah
sebagai bahan (Mayers, 2001).
|