:::: MENU ::::
  • Calcarea

  • Hexactinellida

  • Demospongiae

  • 07.34
Filum Porifera merupakan hewan multiseluler atau bersel banyak (metacua) paling sederhana. Biasa disebut hewan yang berpori. Porifera dalam bahasa latin porus dan ferre. Porus berarti berpori dan ferre berarti dinding (Kastawi, 2005). Dikenal juga sebagai spons. Karena hewan ini memiliki ciri yaitu tubuhnya berpori seperti busa atau spons sehingga porifera disebut juga sebagai hewan spons (busa).
1.    Ciri Khusus Filum Porifera
Kastawi (2005) mengemukakan Porifera mempunyai ciri-ciri khusus sebagai berikut:
a. Tubuh Porifera memiliki banyak pori, yang merupakan awal dari sistem kanal (saluan air) yang menghubungkan lingkungan eksternal dengan lingkungan internal.
b.  Tubuh Porifera tidak dilengkapi dengan apa yang disebut apendiks (appendages) dan bagian tubuh yang dapat digerakkan.
c. Tubuh Porifera belum memiliki sistem saluran pencernaan makanan, adapun pencernaannya berlangsung secara intraselular.
d.  Tubuh Porifera dilengkapi dengan kerangka dalam yang tersusun atas bentuk kristal dari spikula-spikula atau bahan fiber yang terbuat dari bahan organik.

2.      Bentuk dan Struktur Filum Porifera
Ukuran tubuh hewan spons sangat bervariasi, kebanyakan spons kalkareus berukuran kira-kira sebesar butir padi, tetapi sebuah spons yang besar bisa memiliki tinggi dan diameter beberapa meter. Beberapa jenis hewan ini bersimetri radial, tetapi kebanyakan tidak teratur atau asimetris, yang menampakkan bentuk seperti sebongkah batu, tegak, pipih melebar dan menempel (encrusting), atau bercabang-cabang. Arsitekstur tubuh spons sangatlah unik, berkaitan dengan sistem kanal atau saluran air dan sifatnya yang sesil dan memiliki bentuk radial yang primitif. Struktur tipe yang sederhana ini disebut askonoid. Bagian permukaan tubuh spons askon berlubang-lubang kecil (pori) yang disebut pori masuk atau prosopil. Lubang kecil ini merupakan tempat masuknya air dari luar. Pori masuk akan bermuara rada spongocoel (rongga sentral) dan rongga sentral tersebut bermuara pada subuah lubang besar yang disebut oskulum. Jadi air yang masuk melalui rongga sentral akan ke luar melalui oskulum.
Dinding tubuh Porifera relatif sederhana. Bagian permukaan luar tertutupi oleh sel-sel pipih yang disebut pinakosit, dan secara keseluruhan disebut pinakoderm. Tidak seperti epitelium pada kebanyakan hewan, rada bagian basal lapisan pinakoderm tidak dilapisi membran basal. Setiap pori dibentuk oleh porosit, sebuah sel yang bentuknya seperti tabung pendek yang memanjang dari permukaan luar sampai ke spongocoel. Lubang dari porosit sebagai lubang masuknya air, disebut ostium. Di sebelah dalam dekat lapisan pinakoderm terdapat suatu lapisan yang disebut mesohil (disamakan dengan mesenkim), yang terdiri dari matriks protein gelatinous yang berisikan bahan kerangka dan sel-sel amoeboid, atau disebut juga lapisan mesoglea.
Kerangka tubuh relatif kompleks dan dapat menjadi penyokong bagi sel-sel hidup pada tubuh hewan spons. Kerangka tubuh dapat tersusun dari spikula kapur, spikula silika atau serabut protein spongin. Spikula pada Porifera ada dalam berbagai bentuk dan sangat penting dalam identifikasi dan klasifikasi (Kastawi, 2005).

Diagram Struktur Spon (Barnes, 1987)

 

A. Macam-macam tipe spikula dengan berbagai ukuran (megascleres dan microsclejres); B-E, sekresi atau pembentukan spikula triakson/triradiate; f, irisan bagian tubuh spons calcareas tipe leuconoid; G, spikula dari spons Hexatinelida (Barnes,1987)



Diapatasi Deena,2013

3. Jenis-jenis Sistem Saluran Air Filum Porifera
     Anggota Porifera tidak memiliki sistem sirkulasi yang khusus. sirkulasi dari luar ke dalam tubuh dilakukan oleh aliran air, sedangkan yang di dalam jaringan tubuh atau antar sel dilakukan oleh sel-sel amoeboid. Dimana flagela dan sel-sel lehernya giat mengadakan gerak penyapuan untuk untuk menimbulkan aliran air. Di samping gerak flagel, porosit juga sangat menentukan percepatan atau pelambatan aliran air dalam rongga berflagel. Seperti telah dijelaskan bahwa fungsi utama dari aliran air adalah sebagai sarana dalam penyelenggaraan pertukaran zat, dari lingkungan eksternal ke dalam lingkungan internal dan sebaliknya (Kastawi, 2005). Terdapat tiga jenis sistem saluran air, yaitu askonoid, sikonoid, dan leukonoid (Gambar 2.3)





 

Gambar 2.3. Tipe-tipe sistem saluran air pada hewan spon; A. Tipe askon, B. Tipe sikon, C Tipe Leukon (Rhagon) (Hegner dan Engemen, 1968)



4.      Sistem Reproduksi Filum Porifera
Hewan hewan Porifera dapat berkembangbiak secara seksual maupun secara aseksual. Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan dengan membentuk kuncup (budding) atau benih (gemmulae). Kuncup itu setelah mengalami pertumbuhan ada yang masih tetap melekat pada tubuh induk, sehingga membentuk semacam koloni atau rumpun, tetapi ada yang memisahkan diri dengan tubuh induk. Perkembangbiakan secara seksual, pada Porifera belum ditunjang oleh alat reproduksi/kelamin khusus, baik ovum maupun spermatozoidnya berkembang dari amoebosit khusus yang disebut arkheosit. Arkheosit ini ditemukan di dalam kawasan mesoglea.
Ada jenis Porifera yang bersifat monosius (hermaprodit/berumah satu) ada yang bersifat diosius (kelamin terpisah/berumah dua). Bagi yang bersifat hermaprodit perkawinannya dilakukan secara perkawinan silang, artinya ovum Porifera yang satu dikawini oleh spermatozoid Porifera yang lain. Ovum sebelum dan sesudah dikawini oleh spermatozoid masih tetap tinggal di dalam tubuh induk, yaitu di dalam kawasan mesoglea atau mesenkhim (Kastawi, 2005).

5.      Habitat Porifera
Hewan spons umumnya hidup menempel pada substrat dasar pantai yang berupa bebatuan, cangkang, koral dari karang, potongan-potongan kayu, yang terendam, bahkan beberapa spesies dapat hidup pada dasar berpasir yang halus, atau dasar yang berlumpur. Sebagian besar berhabitat di laut dangkal tetapi beberapa kelompok, termasuk spons kaca, hidup dilaut dalam. Pada umumnya Porifera itu hidup di air laut, yaitu tersebar atau terbentang dari sejak dari daerah perairan pantai yang dangkal hingga daerah ke dalaman 3,5 mil (Kastawi, 2005).

3.      Klasifikasi Filum Porifera
Menurut Kastawi (2005) Porifera dibagi menjadi tiga kelas, yaitu :
1.      Calcarea
2.      Hexactinellida
3.      Demospongiae.

6.      Manfaat Filum Porifera
Beberapa jenis Porifera dapat dimanfaatkan oleh manusia seperti Spongia dan Hippospongia dapat digunakan sebagai spons mandi. Zat kimia yang dihasilkan dapat digunakan untuk pengobatan kanker. Kelas Demospongiae yang hidup di laut dangkal juga dapat dimanfaatkan, misalnya spons sebagai pembersih kaca. Porifera yang biasa hidup di laut pada umumnya dimanfaatkan juga sebagai bahan obat-obatan dalam farmasi yang memberikan pengaruh yang luas untuk kesehatan. Secara tidak langsung, bisa dimanfaatkan untuk anti-inflammatory, antitumor, dan antibiotik. Sponge yang sudah mati dan mengeras bisa juga jadi batu gosok (ampelas) untuk kayu. Tumbuhan spons merupakan salah satu organisme laut yang bisa diolah sebagai bahan (Mayers, 2001).